Contents
Taman Nasional Baluran di ujung timur Pulau Jawa merupakan daerah konservasi flora fauna yang mempunyai tenaga tarik tamasya memukau. Pesona alamnya seperti itu memikat sampai disebut-ucap sebagai Africa Van Java. Lokasinya berada di Kabupaten Situbondo yang berbatasan slot dengan Kabupaten Banyuwangi.
Dalam tulisan ini akan kita ulas secara komplit apa saja tenaga tarik wisatanya, termasuk pula sejarah, aneka satwa dan tumbuhan di dalamnya, sampai tarif karcis masuk dan sistem menuju ke Taman Nasional Baluran.
Taman Nasional Baluran
Menurut website balurannationalpark.id, Taman Nasional Baluran merupakan wilayah pelestarian alam dengan ekosistem yang masih autentik. Pengelolaannya dijalankan dengan cara zonasi yang dimanfaatkan untuk penelitian, pengajaran, budidaya, sampai pariwisata.
Diberitakan dari website Kabupaten Situbondo, pemandangan alamnya mirip dengan Afrika, lebih-lebih ketika musim kemarau. Saat musim penghujan, rerumputan tumbuh lebat dengan panorama Gunung Baluran.
Ada sebagian titik menarik yang bisa kau kunjungi untuk merasakan estetika alam, antara lain Savana Bekol dan Pantai Bama.
Pantai Bama
Di zona Taman Nasional Baluran, kau dapat merasakan Pantai Bama. Dari gerbang Taman Nasional Baluran, kau mesti mencapai jarak sekitar 8 km untuk menempuh Pantai Bama yang masih berada di Kabupaten Situbondo.
Sebelum hingga ke pantai, kau akan disuguhi panorama menarik sepanjang jalan Taman Nasional Baluran.
Pantai Bama menjanjikan hamparan pantai pasir putih dengan air yang bening. Kau dapat menelusuri hutan mangrove lewat jembatan pandang. Uniknya, lokasi ini menjadi habitat autentik dari sejumlah satwa liar, seperti monyet dan berjenis-jenis burung endemik Jawa Timur.
Buat pecinta diving judi roulette atau snorkeling, Pantai Bama mempunyai panorama bawah laut yang cantik. Kau juga dapat memancing atau sekedar bersantai sambil merasakan makanan di toko.
Savana Bekol
Savana Bekol merupakan wilayah padang rumput yang ada di Taman Nasional Baluran. Dikutip dari Jurnal Garuda Kemdikbud, savana atau sabana di Taman Nasional Baluran merupakan yang terluas di Pulau Jawa.
Dalam Tertib Tempat Kabupaten Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012 Perihal Agenda Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi, diceritakan bahwa Savana Bekol mempunyai luas sekitar 300 hektare. Taman Nasional Baluran sendiri mempunyai luas 25.000 hektare yang terdiri dari lautan, pegunungan, hutan dan padang rumput.
Padang rumput inilah yang disebut-ucap sebagai Africa Van Java. Untuk dapat merasakan sabana secara keseluruhan, kau dapat naik ke menara pandang untuk menyaksikan estetika Taman Nasional Baluran.
Aneka Flora dan Fauna
Dikutip dari website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam tulisan tahun 2020, taman nasional ini menjadi ekosistem bagi 715 macam flora, 28 macam mamalia, 234 macam burung, 358 macam ikan. Flora fauna di sini dilindungi dan dikembangbiakkan untuk menjaga populasinya.
Dalam website Pemkab Banyuwangi, diceritakan sebagian satwa yang ada di sana, adalah banteng jawa (Bos javanicus), rusa timor (Cervus rusa), kerbau liar (Bubalus bubalis), babi hutan (Sus scrofa), anjing hutan (Cuon alpinus), macan tutul (Panthera pardus), monyet abu-abu (Macaca fascicularis), lutung (Trachypitecus auratus), dan biawak (Varanus salvator).
Meskipun burung yang hidup di sana, antara lain cangak laut (Ardea sumatrana), cangak abu (Ardea cinerea), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), rajaudang biru (Alcedo coerulenscens), gajahan pengala (Numenius phaeopus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), kuntul karang (Egretta sacra), dan wiliwili besar (Esacus neglectus).
Sementara dari macam flora, sebagian sicbo di antaranya merupakan widoro bukol (Zyziphus rotundifolia), pilang (Acacia leucoploea), mimbo (Azadirachta indica) dan kesambi (Schlecera oleosa).
Sejarah
Eksistensi Taman Nasional Baluran bermula tahun 1920 yang diterapkan untuk pencadangan hutan bitakol seluas sekitar 1.553 hektare sebagai areal hutan produksi tanaman jati (jatibosch)
Pemerintah Hindia Belanda mulai menunjuk Kebun Raya Bogor sebagai suaka margasatwa pada 1928, dan kemudian Baluran diatur sebagai hutan lindung pada 1930.
Berlanjut ke tahun 1937, wilayah Baluran diatur sebagai suaka margasatwa dengan luas sekitar 25 ribu hektare. Di era kemerdekaan, lahan ini sempat dieksploitasi besar-besaran, tapi walhasil kembali ditanami.
Pada tahun 1980, wilayah Baluran dideklarasikan sebagai taman nasional oleh Menteri Pertanian, bersama 4 wilayah lainnya.